Jumat, 24 Mei 2013

REKOMENDASI PENGGUNAAN KRISTALOID DALAM TATALAKSANA RESUSSITASI CAIRAN PADA KLIEN LUKA BAKAR BERAT



Angka kelangsungan hidup pada pasien yang menderita luka bakar luas telah meningkat  secara signifikan selama 30 tahun terakhir.
hipotesa bahwa transfer cairan dari kompartemen intravaskuler ke ruang interstitial bertanggung jawab terhadap terjadinya status edematous.
Baxter dan Shires di akhir tahun 1960 menetapkan formula Parkland untuk resusitasi luka bakar dan saat ini digunakan sebagai pedoman untuk resusitasi sebagian besar pasien luka bakar
Pasien luka bakar memerlukan resusitasi cairan dengan volume yang besar segera setelah trauma. Resusitasi cairan yang tertunda atau yang tidak adekuat merupakan resiko yang independen terhadap tingkat kematian pada pasien dengan luka bakar yang berat.
Sampai saat ini belum ada kesepakatan tentang jenis cairan yang harus digunakan untuk resusitasi luka bakar
apapun jenis cairan yang diberikan, volume cairan dan garam yang adekuat harus diberikan untuk menjaga perfusi jaringan dan memperbaiki hemostasis.
a. kristaloid
kristaloid seperti ringer lactate merupakan cairan yang paling popular untuk resusitasi sampai saat ini.
Sampai saat ini tidak ada studi yang prospektif yang dapat memperlihatkan bahwa koloid atau salin hipertonik memiliki manfaat yang lebih dibanding kristaloid isotonik dalam resusitasi pasien luka bakar.
Kekurangan penggunaan kristaloid adalah volume yang digunakan relatif lebih besar untuk resusitasi syok akibat luka bakar sehingga berpotensi menyebabkan odema jaringan
Komplikasi potensial yang lain akibat resusitasi kristaloid yang berlebihan adalah hipoalbuminemia dan ketidakseimbangan elektrolit, namun perubahan ini tidak signifikan dengan tingkat morbiditas dan mortalitas.
b. Koloid
Secara teoritis koloid memberikan keuntungan lebih dalam menjaga volume intravaskuler dengan volume yang lebih sedikit dan waktu yang lebih pendek dibandingkan kristaloid
c. cairan hipertonik
Saline hipertonik baik sendiri maupun bersama sama dengan koloid telah dianjurkan oleh beberapa praktisi untuk resusitasi awal pada pasien luka bakar.
Salah satu keuntungan dari cairan hipertonis adalah mengurangi kebutuhan volume untuk mencapai tingkat yang sama dengan cairan isotonis.
Secara teoritis pengurangan volume yang dibutuhkan akan mengurangi resiko terjadinya udema paru dan udema jaringan sehingga dapat mengurangi tindakan intubasi trakea.

Syafri Kamsul Arif dari Department of Anesthesiology, Intensive Care and Pain Management Faculty of Medicine Hasanuddin University, Makassar dalam FLUID MANAGEMENT IN SEVERE BURNS PATIENTS merekomendasikan 2 hal :

1.       Kristaloid saat ini merupakan cairan yang terpilih dan paling sering digunakan untuk resusitasi cairan awal pada penderita luka bakar .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar