Minggu, 11 Mei 2014

MONITORING PASIEN DI ICU


Monitoring pasien kritis
   1.  Data pasien
a.       Nama, umur, jenis kelamin, BB:
b.      Bed
c.       Tanggal masuk icu
d.      Lama dirawat
e.      Asal pengirim
f.        Diagnosa medis
g.       Jaminan perawatan
h.      Dokter penanggung jawab
i.         No rekam medis

      2.  Monitoring haemodinamic
      Perfusi jaringan – ditentukan oleh tekanan darah yang adekuat di aorta, hal ini dipengaruhi oleh : cardiac output dan resistensi perifer.
a.       Cardiac output : jumlah darah yang dipompa oleh ventrikel kiri dalam 1 menit. Hal ini dipengaruhi oleh heart rate dan stroke volume.
a.1  Heart rate dipengaruhi oleh : aktivitas baroreseptor, efek bainbridge, pireksia, tekanan intrakranial dan kadar o2 /co2 dalam darah.
a.2  Stroke volume adalah jumlah darah yang dipompakan ventrikel kiri dalam satu kali kontraksi. Dipengaruhi heart rate, kontraktilitas miokard, preload dan afterload.
a.2.1. heart rate : takikardi mengurangi waktu pengisian diastolik, sehingga menurunkanstroke volume.
a.2.2. kontraktilitas miokard adalah kemampuan kontraksi miokard tanpa dipengaruhi preload dan afterload. Dipengaruhi oleh aktivitas  saraf simpatis dan berbagai obat-obatan.
a.2.3. preload, dipengaruhi venous return.
a.2.4. afterload, dipengaruhi resistensi pembuluh darah aorta selama kontraksi ventrikel kiri.
b.      Resistensi perifer : otot halus arteriol di kontrol oleh pusat vasomotor di medulla.
Dipengaruhi oleh : refleks baroreseptor, kadar CO2, saraf sensori, pusat nafas, kadar O2, angiotensin, kekentalan darah, stimulasi  alfa –betha resptor.

           3.   Monitoring respirasi
}  Efektifitas nafas : air entry, pergerakan dada, SpO2, AGD
}  WOB : RR dan pola nafas, suara nafas dan penggunaan otot bantu nafas.
}  Adequasi ventilasi : HR, warna kulit dan status mental.
Alat suplementasi oksigen
}  Nasal kanul, 1-6 lpm, FiO2 = 21%-44%
}  Simple mask, 6-10 lpm, FiO2 = 35%- 60%
}  Mask dengan reservoir O2, 6-9 lpm, Fio2 = 60%-90%,  10-15 lpm  FiO2 = 95-100%.
}  Sungkup muka venturi 4-8 lpm, FiO2 24%-35%,  10-12lpm 40%-50%.
Pilihan alat suplementasi berdasar SpO2
}  95-100%  : nasal kanul
}  90- 94%    : simple mask
}  85- 89%    : mask dengan reservoir O2 atau  ventilasi dibantu
}  Kurang 85% : ventilasi dibantu dan atau intubasi trakhea
Pulse oksimetry
}  Alat diagnostik non invasif yang mengukur saturasi oksigen arteri pada pembuluh darah perifer.
}  Berguna untuk deteksi awal hipoksemi
}  Dapat terjadi ketidakakuratan pengukuran pada keadaan berikut :
1. keracunan co2 = tinggi palsu
2. matheaemoglobinemia = tinggi palsu atau rendah palsu
3. perfusi vaskular yang buruk = rendah palsu
4. Arrytmia jantung = rendah palsu
5. faktor2 yang menggangu absorbsi cahaya
6. gerakan pasien
7. pulsasi vena : rendah palsu.
 troubleshooting : hangatkan kulit, pindah tempat pengukuran, ganti probe.



4.  Monitoringkardiovaskular
    a. Pemasangan elektroda
       
        elektroda 12 lead
                
        lead ekstremitas pd 12 lead


        lead prekordial pd 12 lead

 Pemasangan Elektroda 3 lead



 Pemasangan elektroda 5 leads



}  1. aktivitas elektrik : ada?
}  2. QRS rate : normal? Lambat? Cepat?
}  3. QRS rhytm : regular? Irregular?
}  4. lebar QRS : normal atau melebar?
}  5. gel P : ada?
}  6. hubungan gel P dn komplek QRS : berhubungan? Atau tidak ?


5. Monitoring fungsi neurologis
}  Pengkajian AVPU
}  Skor GCS dan kesadaran secara kualitatif
}  Monitoring ICP : dipengaruhi oleh jaringan otak, darah dan cairan serepsospinal.
}  ICP yang tinggi dapat mengurangi CPP
}  CPP = MAP – ICP
}  Monitoring sedasi dan nyeri pasien.


}  Urinalisis
}  Penampakan warna urin
}  Adakah inkontinensia
}  Monitoring urine output dan pemasangan kateter
}  Monitoring balans cairan, termasuk IWL.
}  IWL per jam = 10-15 x kg BB / 24 jam
}  IWL berdasar kenaikan suhu : ((10% kebutuhan cairan perhari x kenaikan suhu) + 10-15 x kg BB) / 24 jam.



7. Monitoring fungsi GI
}  Pengkajian fungsi bowel : aktivitas BAB normal, konsistensi dan warna feses, bau, jumlah feses.
}  Konstipasi atau diare.
}  Mual, muntah.(waktu, volume dan konsistensi muntah).
}  Perdarahan GI tract atas akut.


8. Monitoring status nutrisi
}  Mengukur status nutrisi
}  Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi status nutrisi.
}  Monitoring enteral feeding


9. Monitoring temperature
}  Temperature di atur oleh pusat termoregulasi di hipotalamus melalui beragam mekanisme fisiologis seperti berkeringat, dilatasi/kontriksi pembuluh darah perifer dan menggigil.
}  4 mekanisme kehilangan panas tubuh : radiasi, konveksi, konduksi dan evaporasi.
}  Faktor yang mempengaruhi fluktuasi suhu tubuh : ritme sirkadian, ovulasi, exercise dan makan, umur tua, penyakit.


10. Pengukuran temperatur
}  Termomether tympanic
}  Termometer kimia
}  Termometer esofagus dan nasofaring
}  Termometer bladder
}  Kateter arteri pulmonal.

Prioritas monitoring pada pasien gangguan termoregulasi
}  Pengkajian TTV : airway, respirasi, TD, pulse, suhu.
}  AGD
}  ECG
}  Urine output dan pembatasan cairan
}  Pengukuran gula darah
}  Observasi fungtsi neurologis.

11.           Pemberian obat-obatan
Memakai prinsip 6 benar :
1. benar pasien
2. benar rute pemberian
3. benar obat
4. benar jumlah dosis
5. benar waktu pemberian
6. benar dokumentasi
}  Selain itu perawat diharapkan mampu mengetahui indikasi umum suatu obat, efek samping dan efek buruk dari obat tsb.
}  Mencegah medication errors dan mampu mengenali keperluan klien akan suatu pengobatan.
}  Dapat mengetahui nama kimiawi, nama generik dan nama dagang suatu obat.