Monitoring pasien kritis
1. Data pasien
a.
Nama, umur, jenis kelamin, BB:
b.
Bed
c.
Tanggal masuk icu
d.
Lama dirawat
e.
Asal pengirim
f.
Diagnosa medis
g.
Jaminan perawatan
h.
Dokter penanggung jawab
i.
No rekam medis
Perfusi
jaringan – ditentukan oleh tekanan darah yang adekuat di aorta, hal ini
dipengaruhi oleh : cardiac output dan resistensi perifer.
a.
Cardiac output : jumlah darah yang dipompa oleh
ventrikel kiri dalam 1 menit. Hal ini dipengaruhi oleh heart rate dan stroke
volume.
a.1 Heart rate dipengaruhi oleh
: aktivitas baroreseptor, efek bainbridge, pireksia, tekanan intrakranial dan
kadar o2 /co2 dalam darah.
a.2 Stroke volume
adalah jumlah darah yang dipompakan ventrikel kiri dalam satu kali kontraksi.
Dipengaruhi heart rate, kontraktilitas miokard, preload dan afterload.
a.2.1. heart
rate : takikardi mengurangi waktu pengisian diastolik, sehingga
menurunkanstroke volume.
a.2.2.
kontraktilitas miokard adalah kemampuan kontraksi miokard tanpa dipengaruhi
preload dan afterload. Dipengaruhi oleh aktivitas saraf simpatis dan berbagai obat-obatan.
a.2.3.
preload, dipengaruhi venous return.
a.2.4.
afterload, dipengaruhi resistensi pembuluh darah aorta selama kontraksi
ventrikel kiri.
b.
Resistensi perifer : otot halus arteriol di
kontrol oleh pusat vasomotor di medulla.
Dipengaruhi oleh : refleks
baroreseptor, kadar CO2, saraf sensori, pusat nafas, kadar O2, angiotensin,
kekentalan darah, stimulasi alfa
–betha resptor.
3. Monitoring respirasi
} Efektifitas
nafas : air entry, pergerakan dada, SpO2, AGD
} WOB
: RR dan pola nafas, suara nafas dan penggunaan otot bantu nafas.
} Adequasi
ventilasi : HR, warna kulit dan status mental.
Alat suplementasi oksigen
} Nasal
kanul, 1-6 lpm, FiO2 = 21%-44%
} Simple
mask, 6-10 lpm, FiO2 = 35%- 60%
} Mask
dengan reservoir O2, 6-9 lpm, Fio2 = 60%-90%,
10-15 lpm FiO2 = 95-100%.
} Sungkup
muka venturi 4-8 lpm, FiO2 24%-35%,
10-12lpm 40%-50%.
Pilihan alat suplementasi berdasar SpO2
} 95-100% : nasal kanul
} 90-
94% : simple mask
Pulse oksimetry
} Alat
diagnostik non invasif yang mengukur saturasi oksigen arteri pada pembuluh
darah perifer.
} Berguna
untuk deteksi awal hipoksemi
} Dapat
terjadi ketidakakuratan pengukuran pada keadaan berikut :
1. keracunan co2 = tinggi palsu
2. matheaemoglobinemia = tinggi
palsu atau rendah palsu
3. perfusi vaskular yang buruk =
rendah palsu
4. Arrytmia jantung = rendah
palsu
5. faktor2 yang menggangu
absorbsi cahaya
6. gerakan pasien
7. pulsasi vena : rendah palsu.
troubleshooting : hangatkan
kulit, pindah tempat pengukuran, ganti probe.
elektroda 12 lead
lead
ekstremitas pd 12 lead
lead prekordial pd 12 lead
Pemasangan Elektroda 3 lead
Pemasangan
elektroda 5 leads
} 1.
aktivitas elektrik : ada?
} 2.
QRS rate : normal? Lambat? Cepat?
} 3.
QRS rhytm : regular? Irregular?
} 4.
lebar QRS : normal atau melebar?
} 5.
gel P : ada?
} 6.
hubungan gel P dn komplek QRS : berhubungan? Atau tidak ?
5. Monitoring fungsi neurologis
} Pengkajian
AVPU
} Skor
GCS dan kesadaran secara kualitatif
} Monitoring
ICP : dipengaruhi oleh jaringan otak, darah dan cairan serepsospinal.
} ICP
yang tinggi dapat mengurangi CPP
} CPP
= MAP – ICP
} Urinalisis
} Penampakan
warna urin
} Adakah inkontinensia
} Monitoring
urine output dan pemasangan kateter
} Monitoring
balans cairan, termasuk IWL.
} IWL
per jam = 10-15 x kg BB / 24 jam
} IWL
berdasar kenaikan suhu : ((10% kebutuhan cairan perhari x kenaikan suhu) +
10-15 x kg BB) / 24 jam.
7. Monitoring fungsi GI
} Pengkajian
fungsi bowel : aktivitas BAB normal, konsistensi dan warna feses, bau, jumlah
feses.
} Konstipasi
atau diare.
} Mual,
muntah.(waktu, volume dan konsistensi muntah).
} Perdarahan
GI tract atas akut.
8. Monitoring status nutrisi
} Mengukur
status nutrisi
} Mengidentifikasi
faktor yang mempengaruhi status nutrisi.
} Monitoring
enteral feeding
9. Monitoring temperature
} Temperature
di atur oleh pusat termoregulasi di hipotalamus melalui beragam mekanisme
fisiologis seperti berkeringat, dilatasi/kontriksi pembuluh darah perifer dan
menggigil.
} 4
mekanisme kehilangan panas tubuh : radiasi, konveksi, konduksi dan evaporasi.
} Faktor
yang mempengaruhi fluktuasi suhu tubuh : ritme sirkadian, ovulasi, exercise dan
makan, umur tua, penyakit.
10. Pengukuran temperatur
} Termomether
tympanic
} Termometer
kimia
} Termometer
esofagus dan nasofaring
} Termometer
bladder
} Kateter
arteri pulmonal.
Prioritas monitoring pada pasien
gangguan termoregulasi
} Pengkajian
TTV : airway, respirasi, TD, pulse, suhu.
} AGD
} ECG
} Urine
output dan pembatasan cairan
} Pengukuran
gula darah
} Observasi
fungtsi neurologis.
11.
Pemberian obat-obatan
Memakai prinsip 6 benar :
1. benar pasien
2. benar rute pemberian
3. benar obat
4. benar jumlah dosis
5. benar waktu pemberian
6. benar dokumentasi
} Selain
itu perawat diharapkan mampu mengetahui indikasi umum suatu obat, efek samping
dan efek buruk dari obat tsb.
} Mencegah
medication errors dan mampu mengenali
keperluan klien akan suatu pengobatan.
} Dapat
mengetahui nama kimiawi, nama generik dan nama dagang suatu obat.