Minggu, 02 Juni 2013

TINDAKAN KEPERAWATAN : INTUBASI TRAKHEA



Meskipun tindakan intubasi trakhea adalah salah satu tindakan invasif, tapi perawat harus mampu melakukan tindakan ini dengan baik terutama pada setting keperawatan gawat darurat dan kritis.
A.    PENGERTIAN
Intubasi endotrakeal adalah suatu tehnik memasukkan suatu alat berupa pipa ke dalam saluran pernafasan bagian atas

B.    TUJUAN
 Tujuan dilakukannya intubasi endotrakeal untuk mempertahankan jalan nafas agar tetap bebas, mengendalikan oksigenasi dan ventilasi, mencegah terjadinya aspirasi lambung pada keadaan tidak sadar, tidak ada refleks batuk ataupun kondisi lambung penuh, sarana gas anestesi menuju langsung ke trakea, membersihkan saluran trakeobronkial.

C.   INDIKASI
1.      Cardiac or respiratory arrest
2.      Tidak dapat memproteksi airway
3.      Oksigenasi atau ventilasi tidak adekuat
4.      Obstruksi airway atau kemungkinan tjd obstruksi airway
5.      Pasien sakit kritis dengan penyakit atau cedera multi-sistem
6.      Kontrol airway selama prosedur bedah yang memerlukan anastesi umum

D.   FAKTOR PENYULIT
Sebelum dilakukan intubasi harus dikaji hal-hal yang dapat mempersulit tindakan
1.      Tumor
2.      Trauma
3.      Luka bakar
4.      Edema
5.      Infeksi

E.    PERLENGKAPAN
1.      Gloves
2.      Face shield
3.      Suction system
4.      Layngoscope dan blade (a. Macintosh   b. Miller)
5.      ETT dan stylet, pada pasien dewasa umummnya no.7 no.7,5 atau no.8.
6.      BVM (bag  valve mask) dan oksigen
7.      OPA (oropharingeal airway) atau NPA (nasopharingeal airway)
8.      ET holder atau plester
9.      Stethoscope
10.   End-tidal CO2 detector
F.    PELAKSANAAN
1.   PERSIAPAN
a.  Siapkan semua alat pada tempatnya, pastikan semua alat berfungsi dengan normal. Letakkan set suction pada tempat yang mudah dijangkau, kembangkan balon ETT, konfirmasi balon ETT tidak ada yang bocor.
b.  Lepaskan gigi palsu dan letakkan dalam posisi mudah dijangkau.
c. Posisikan kepala sehingga larynx dalam posisi garis lurus terhadap pelaksana
d.  pre medikasi
1.Menghindari pemakaian obat-obat premedikasi golongan  antikolinergik.
2.Menghindari pemakaian pelumas maupun semprot yang mengandung lidokain.
3.Pre medikasi sedatif dan pelumpuh otot
a. pre medikasi sedatif : Midazolam 0,05 mg/kgBB dan fentanil 2ug/kgBB, lima menit kemudian
b.penggunaan pelumpuh otot untuk intubasi endotrakeal mengurangi insiden keluhan efek samping jalan nafas atas dan membuat kondisi intubasi lebih bagus. Induksi Propofol 2mg/kgBB, Rocuronium 1mg/KgBB
e.  berikan oksigenasi 100% via BVM selama 1-2 menit.
f.   Lakukan krikoid pressure, terutama untuk menghindari aspirasi isi lambung.
g. Masukkan laringoscope dengan blade menyisir pada lidah sebelah kanan, kemudian posisikan ketengah. Susuri lidah sampai ke pangkal lidah, temukan epiglotis, letakkan blade (a. Tipe macintosh) tepat dibawah epiglotis, angkat secara gentle kearah depan sejajar tangan yang memegang blade. Hindari gerakan mencungkil. Bila menggunakan blade tipe miller, letakkan blade pada epiglotis, buka epiglotis sambil mengangkat blade ke arah depan sejajar tangan secara gentle. Hindari gerakan mencungkil. Lakukan suctioning bila perlu.
h.  Masukkan ET tube ke dalam larynx secara gentle, hindari gerakan yang dapat membuat trauma jalan nafas atas. Lepaskan laringoscope.
i. Lakukan konfirmasi dengan meletakkan stetoscope pada area paru dan abdomen. Dengarkan suara nafas.
G.   KONFIRMASI
1.   Ujung ETT harus berada diatas carina, dengan estimasi panjang pipa ETT masuk diukur pada bagian sisi bibir sekitar 3x ukuran ett.
Cth : pada ett no.7 maka panjang pipa yang masuk diukur pada bagian sisi bibir adalah 21cm
2.      Menggunakan end-tidal CO2 detektor.
3.  Berkurangnya suara nafas atau absen nya suara nafas pada paru kiri mengindikasikan intubasi pada cabang utama kanan. Tarik tube ETT perlahan sampai terdengar suara paru simetris.
4.      Dengan X-ray untuk memastikan bahwa ujung ETT diatas carina.
5.  Setelah dikonfirmasi, kembangkan ballon dan pasang ET Holder atau beri Plester.

H.   KOMPLIKASI
1.     Unrecognized esophageal intubation, dapat terjadi hipoxemia, hiperkapnea, dan kematian.
2.      Vomiting
3.      Aspirasi
4.      Pneumonitis
5.      Pneumonia
6.      Bradikardi
7.      Laringospasme
8.      Bronchospasme
9.      Apnea
10.   Trauma pada gigi, bibir dan vocal cord

Tidak ada komentar:

Posting Komentar