Jumat, 21 Juni 2013

tindakan keperawatan : intervensi klien dengan shock



INTERVENSI KLIEN DENGAN SHOCK

Shock yaitu hambatan di dalam peredaran darah perifer yang menyebabkan perfusi jaringan tak cukup untuk memenuhi kebutuhan sel akan zat makanan dan membuang sisa metabolisme, atau suatu perfusi jaringan yang kurang sempurna.
Perfusi organ secara langsung berhubungan dengan MAP yang ditentukan oleh volume darah, curah jantung dan ukuran vaskuler.

MAP menurun (5 – 10 mmHg)

Aortic arc. dan Carotid sinus (Baroreseptor)


Otak
(Perfusi dan oksigenasi organ vital)

Metabolisme anaerobic

Asam laktat meningkat
dan zat metabolic lain

Kerusakan jaringan
Depresi miocardial


1. Stadium Kompensasi.

  • MAP menurun 10 – 15 mmHg
  • Mekanisme kimia dan ginjal diaktifkan
  • Pelepasan renin, ADH, aldosteron, katekolamin mengakibatkan GFR menurun dan urine output menurun, reabsorbsi Na meningkat – vasokonstriksi sistemik
  • Hipotensi jaringan organ non vital dan ginjal

2. Stadium intermediate.

  • MAP menurun lebih dari 20 mmHg
  • Kompensasi tak begitu lama untuk menyuplay oksigen
  • Hipoksia organ vital, organ lain mengalami anoxia, iskemik yang selanjutnya menyebabkan sel – sel jaringan rusak dan mati dan ini mengancam jiwa
  • Koreksi dalam 1 jam (golden hour)


3. Irreversible Stage.

  • Anoxia jaringan dan kematian sel meningkat
  • Sel tersisa metabolisme anaerob
  • Terapi tidak efektif


ETIOLOGI
1. Hipovolemik shock

  • perdarahan
  • kehilangan volume cairan
  • perpindahan cairan dari vaskuler ke sel interstisial

2. Cardiogenik shock
Ø  Gangguan kemampuan pompa jantung (cardiac arrest, aritmia, kelainan katup, degenerasi miokard, infeksi sistemik obat – obatan.
3. Vasogenic shock
Ø  Penurunan tonus simpatic, vasodilatasi, peningkatan permiabilitas kapiler
Ø  neurogenic, atau kimia (anaphylactic), nyeri berat, stress psikologis, kerusakan neurologis, obat kolinergik, agent alpha adrenergic blocker.
4. Septic shock
Ø  Organisme penyebab gram negatif (P. aerogenosa, Escherichia coli, Klebseilla pneomoni, Staphylococcus, Streptococcus).
Ø  Predisiposisi : malnutrisi, luka besar terbuka, iskemia saluran pencernaan (GI), imunosupresi.
Ø  Interaksi host – toxin merangsang aktivitas komplemen systemic – perubahan organ mikrosirkulaisi, permiabilitas kapiler meningkat, injury sel, peningkatan metabolisme sel

Tanda – tanda shock secara umum :
Ø  Keadaan umum lemah.
Ø  Perfusi : kulit pucat, dingin, basah
Ø  Takikardi
Ø  Vena perifer tidak tampak
Ø  Tekanan darah menurun, sistolik kurang dari 90 mmHg atau turun lebih dari 50 mmHg dari tekanan semula.
Ø  Hiperventilasi.
Ø  Sianosis perifer.
Ø  Gelisah, kesadaran menurun
Ø  Produksi urine menurun
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      Defisit volume cairan b.d kehilangan volume darah.
2.      Penurunan cardiac output b.d penurunan venous return
3.      Gangguan proses pikir b.d penurunan perfusi otak.

PERENCANAAN
1.      Dx Defisit volume cairan :
                  Terapi intravena (sesuai jenis shock) :
Ø  Kristaloid (untuk mengembalikan cairan elektrolit) : RL, ringer Acetat, Normosal
Ø  Kolloid (untuk mengembalikan volume plasma dan mengembalikan tekanan osmotic) : WB, PRC, plasma (plasmanat, dekstran, dll).
2.      Dx Penurunan cardiac output
                  Tujuan intervensi :
Ø  Meningkatkan cairan vaskuler.
Ø  Mendukung mekanisme kompensasi klien.
Ø  Mencegah komplikasi iskemia.
                  Therapi obat :
Ø  Meningkatkan venous return.
Ø  Memperbaiki kontraksi miokard.
Ø  Menjamin perfusi miokard yang adekuat :
Ø  Vasoconstrictor agent : Dopamin, Epinephrine, NE, Vasopressin
Ø  Agen yang meningkatkan kontraksi mokard : Dobutamin, Epinephrine, Iso proterenol.
Ø  Agen yang menambah perfusi miokard : Nitrogilserin, Nitropruside, Isosorbid dinitrat
                  Therapi Oksigen.

SHOCK PERDARAHAN DAN THERAPI HEMODILUSI
Transportasi oksigen dilakukan dengan 3 (tiga) mekanisme (Preszma 1987, Abram, 1993)
1.      Sistem pernapasan.
2.      Sistem sirkulasi.
3.      Sistem Oksihemoglobin (O2Hb) dalam eritrosit dan transport ke sel jaringan.


Pada perdarahan dan shock terjadi hipoxia stagnant : gangguan hipoxia anemic. Kadar oksigen dalam darah arterial (CaO2) menurut rumus Nunn – Freeman adalah :
                   CaO2  = (Hb X saturasi O2 X 1,34) + (PO2 X 0,003)
                         dengan harga normal akan didapat :
                      = (15 X 100% X 1,34) + (100 X 0,003)
                         = 20,1 + 0,3  = 20,4 ml/100 ml darah
       penggunaan klinik unsure (PO2 X 0,0003) diabaikan karena relatif kecil.
  1. Sistem Sirkulasi.
Pada EBV yang beredar 65 – 75 ml/Kg
Perdarahan 5 – 15 ml/Kg (20%) terjadi kompensasi : Tachicardi, kekuatan kontraksi miocard, vasokonstriksi di arterial dan vena. Vasokonstriksi berupaya mempertahankan tekanan perfusi untuk otak dan jantung sehingga jantung bekerja lebih berat mengatasi SVR
Hubungan antara CO, frekwensi denyut dan stroke Volume (SV)
                   CO = F x SV
SV dipengaruhi oleh EOV – C – SVR.
Available O2 = CO x CaO2

Dalam keadaan normal (Hb. 15 g/dl, SaO2 = 100 %, CO = 5 Liter
Oksigen tersedia = 50 x 15 x 1 x 1,34 = 1005 ml/mnt
Perdarahan (Cardiac Ouput = 3 Liter)
Oksigen tersedia = 30 x 15 x 1 x 1,34 = 600 ml/mnt
Hemodilusi   = 50 x 10 x 1,34 = 670 ml/mnt
Compensasi  = 75 x 10 x 1,34 = 1005 ml/mnt
Kompensasi hanya mungkin dalam keadaan normovolemia

Tanda dan gejala :
Perfusi
Hangat
pucat
Dingin
Basah
EBL

15 %
30 %
40 %
Nadi
80
100
>120
>140
T.Sistol
120
100
< 90
<70
Hilang

600
1200
2100
Infuse

1 – 2 L
2 – 4 L
4-6 L



related article

Tidak ada komentar:

Posting Komentar