A.
Ekstubasi
Definisi ekstubasi adalah mengeluarkan pipa endotrakheal
setelah dilakukkan intubasi.
B.
Tujuan Ekstubasi
1. Untuk menjaga agar pipa endotrakheal tidak
menimbulkan trauma.
2.
Untuk
mengurangi reaksi jaringan laringeal dan menurunkan resiko setelah ekstubasi.
C.
Kriteria Ekstubasi
Kriteria ekstubasi yang berhasil bila :
1.
Vital capacity 10 – 15 ml/kg BB
2.
Tekanan inspirasi diatas 20 cm
H2O
3.
PaO2 diatas 80 mm Hg
4.
Kardiovaskuler dan metabolic
stabil
5. Tidak ada efek sisa dari obat
pelemas otot
6. Reflek jalan napas sudah kembali (batuk, gag) dan penderita sudah
sadar penuh.
D.
Pelaksanaan Ekstubasi
Sebelum ekstubasi dilakukan terlebih dahulu membersihkan
rongga mulut efek obat pelemas otot sudah tidak ada, dan ventilasi sudah
adequate. Melakukan pembersihan mulut sebaiknya dengan kateter yang steril.
Walaupun diperlukan untuk membersihkan trachea atau faring dari sekret sebelum
ekstubasi, hendaknya tidak dilakukan secara terus menerus bila terjadi batuk
dan sianosis. Sebelum dan sesudah melakukan pengisapan, sebaiknya diberikan
oksigen. Apabila plester dilepas, balon sudah dikempiskan, lalu dilakukan
ekstubasi dan selanjutnya diberikan oksigen dengan sungkup muka. Pipa
endotrakheal jangan dicabut apabila sedang melakukan pengisapan karena kateter
pengisap bisa menimbulkan lecet pita suara, perdarahan, atau spasme laring.
Sesudah dilakukan ektubasi, pasien hendaknya diberikan
oksigen dengan sungkup muka bila perlu rongga mulut dilakukan pembersihan
kembali. Sebelum dan sesudah ektubasi untuk menghindari spsme laring.,
ekstubasi dilakukan pada stadium anestesi yang dalam atau dimana reflek jalan
sudah positif.
Napas sudah baik. Untuk mencegah spasme bronchus atau
batuk, ekstubasi dapat dilakukan pada stadium anestesi yang dalam dan
pernapasan sudah spontan. Spasme laring dan batuk dapat dikurangi dengan
memberikan lidokain 50 – 100 mg IV (intra vena) satu menit atau dua menit
sebelum ektubasi.
Kadang-kadang dalam melakukan ekstubasi terjadi
kesukaran, kemungkinan kebanyakan disebabkan oleh balon pada pipa endotrakheal
besar, atau sulit dikempiskan, pasien mngigit pipa endotrakheal. Ekstubasi
jangan dilakukan apabila ada sianosis, hal ini disebabkan adanya gangguan
pernapasan yang tidak adequate atau pernapasan susah dikontrol dengan
menggunakan sungkup muka pada pembedahan penuh ekstubasi napas. Pasien dengan
lambung penuh ekstubasi dilakukan apabila pasien sudah bangun atau dilakukan
ekstubasi pada posisi lateral.
Pada pembedahan maxillofacial daerah jalan napas bila
perlu dipertimbangkan untuk melakukan trakheostomy sebelum ekstubasi.
Apabila pasien mengalami gangguan pernapasan atau
pernapasan tidak adequate pipa hendaknya jangan dicabut sampai penderita sudah
yakin baik, baru ke ruang pulih dengan bantuan napas terus menerus secara
mekanik sehingga adequat.
E. Komplikasi dan Penyulit Ekstubasi
Komplikasi yang dapat terjadi setelah ekstubasi :
E. Komplikasi dan Penyulit Ekstubasi
Komplikasi yang dapat terjadi setelah ekstubasi :
1.
Spasme laring
2.
Aspirasi
3. Edema laring akut karena trauma selama ekstubasi
Penyulit setelah dilakukan ekstubasi :
1.
Sakit tenggorokan
2.
Stenosis trachea dan
trakheomolasia
3.
Radang membran laring dan
ulserasi
4.
Paralisis dan granuloma pita
suara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar