Jumat, 24 Mei 2013

EKSTUBASI PASCA BEDAH


A.    Ekstubasi
Definisi ekstubasi adalah mengeluarkan pipa endotrakheal setelah dilakukkan intubasi.
B.    Tujuan Ekstubasi
1.       Untuk menjaga agar pipa endotrakheal tidak menimbulkan trauma.
2.       Untuk mengurangi reaksi jaringan laringeal dan menurunkan resiko setelah ekstubasi.
C.    Kriteria Ekstubasi
Kriteria ekstubasi yang berhasil bila :
1.       Vital capacity 10 – 15 ml/kg BB
2.       Tekanan inspirasi diatas 20 cm H2O
3.       PaO2 diatas 80 mm Hg
4.       Kardiovaskuler dan metabolic stabil
5.       Tidak ada efek sisa dari obat pelemas otot
6.       Reflek jalan napas sudah kembali (batuk, gag) dan penderita sudah sadar penuh.
 D.    Pelaksanaan Ekstubasi
Sebelum ekstubasi dilakukan terlebih dahulu membersihkan rongga mulut efek obat pelemas otot sudah tidak ada, dan ventilasi sudah adequate. Melakukan pembersihan mulut sebaiknya dengan kateter yang steril. Walaupun diperlukan untuk membersihkan trachea atau faring dari sekret sebelum ekstubasi, hendaknya tidak dilakukan secara terus menerus bila terjadi batuk dan sianosis. Sebelum dan sesudah melakukan pengisapan, sebaiknya diberikan oksigen. Apabila plester dilepas, balon sudah dikempiskan, lalu dilakukan ekstubasi dan selanjutnya diberikan oksigen dengan sungkup muka. Pipa endotrakheal jangan dicabut apabila sedang melakukan pengisapan karena kateter pengisap bisa menimbulkan lecet pita suara, perdarahan, atau spasme laring.
Sesudah dilakukan ektubasi, pasien hendaknya diberikan oksigen dengan sungkup muka bila perlu rongga mulut dilakukan pembersihan kembali. Sebelum dan sesudah ektubasi untuk menghindari spsme laring., ekstubasi dilakukan pada stadium anestesi yang dalam atau dimana reflek jalan sudah positif.
Napas sudah baik. Untuk mencegah spasme bronchus atau batuk, ekstubasi dapat dilakukan pada stadium anestesi yang dalam dan pernapasan sudah spontan. Spasme laring dan batuk dapat dikurangi dengan memberikan lidokain 50 – 100 mg IV (intra vena) satu menit atau dua menit sebelum ektubasi.
Kadang-kadang dalam melakukan ekstubasi terjadi kesukaran, kemungkinan kebanyakan disebabkan oleh balon pada pipa endotrakheal besar, atau sulit dikempiskan, pasien mngigit pipa endotrakheal. Ekstubasi jangan dilakukan apabila ada sianosis, hal ini disebabkan adanya gangguan pernapasan yang tidak adequate atau pernapasan susah dikontrol dengan menggunakan sungkup muka pada pembedahan penuh ekstubasi napas. Pasien dengan lambung penuh ekstubasi dilakukan apabila pasien sudah bangun atau dilakukan ekstubasi pada posisi lateral.
Pada pembedahan maxillofacial daerah jalan napas bila perlu dipertimbangkan untuk melakukan trakheostomy sebelum ekstubasi.
Apabila pasien mengalami gangguan pernapasan atau pernapasan tidak adequate pipa hendaknya jangan dicabut sampai penderita sudah yakin baik, baru ke ruang pulih dengan bantuan napas terus menerus secara mekanik sehingga adequat.

E. Komplikasi dan Penyulit Ekstubasi
Komplikasi yang dapat terjadi setelah ekstubasi :
1.       Spasme laring

2.       Aspirasi
3.       Edema laring akut karena trauma selama ekstubasi
Penyulit setelah dilakukan ekstubasi :
1.       Sakit tenggorokan
2.       Stenosis trachea dan trakheomolasia
3.       Radang membran laring dan ulserasi
4.       Paralisis dan granuloma pita suara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar