Senin, 22 September 2014

LAPORAN PENDAHULUAN DAN KONSEP TEORI DENYUT PREMATURE VENTRIKEL

 
 DENYUT PREMATURE VENTRIKEL (PVC, PVB, VES)
PENGERTIAN
PVC : premature ventricular complex
PVB : premature ventricular beat
VES : ventrikel ekstra sistole
Suatu denyut yang timbul ketika sebuah implus ektopik iritabel dari ventrikel timbul terlalu dini pada sirkuit listrik jantung.
Mekanisme dasar berupa peningkatan automaticity atau re-entry di ventrikel
Denyut premature dapat timbul sebagai denyut tunggal  atau menghasilkan irama yang menutupi nodus SA sehingga terjadi VT

                  KRITERIA :
1.       Komplek QRS yang lebar, bertakik atau slurred
·         Premature terhadap interval RR normal
·         Tidak didahului gel P (kecuali saat PVC coupled yang terlambat mengikuti gel P, pada kasus ini PR interval biasanya < 0,11 detik )
Gel P retrogard dapat terjadi karena konduksi retrogard melalui AV node.
·         Denyut berasal dari suatu focus di ventrikel dan dihantarkan secara lambat tanpa melalui sistem khusus his-serat purkinje, sehingga dapat terlihat komplek QRS yang lebar
·         QRS hampir selalu  > 0,12 detik, tapi PVC yang berasal lebih tinggi di septum intraventriklar dapat menimbulkan QRS yang relative normal.
·         Saat PVC terjadi lebih ke arah distal dari tempat terjadinya bundle branch block dan dekat septum interventrikular, maka QRS dari PVC dapat lebih sempit daripada QRS dari BBB
·         Arah QRS sering berbeda dengan QRS selama sinus rhytm
2.       Perubahan arah ST dan gel T berlawanan dengan defleksi mayor dari QRS. (ST depresi dan T inversi pada lead dimana gel R dominan, dan ST elevasi dan gel T tegak pada lead dimana gel S atau QS dominan.
Depolarisasi ventrikel abnormal akan diikuti oleh repolarisasi ventrikel yang abnormal juga, sehingga timbul kelainan ST-T tersebut.
3.       “Coupling” interval ( PVC terhadap QRS yang mendahuluinya ) dapat konstan atau bervariasi
“Non-fixed coupling” meningkatkan kecurigaan terhadap ventrikel parasistole.
4.       Morfologi PVC dalam satu lead yang sama dapat berbeda (multiform), atau sama (uniform).
Meskipun PVC multiform sering berasal dari multifocal ( berasal lebih dari satu focus di ventrikel), tetapi focus ventrikel tunggal dapat juga menimbulkan PVC dengan morfologi beragam.
 5.       PVC biasanya diikuti jeda kompensatorik
·       Jeda kompensatorik adalah jeda yang mengimbangi denyut premature yang tiba terlalu dini. Timbul setelah denyut premature dan jeda ini memungkinkan pengesetan ulang laju sinus normal shg akan kembali kepada normal
·    Jeda kompensatorik penuh (PP interval yang mengandung PVC dua kali PP interval normal ) sering dapat dijadikan bukti PVC, tapi hubungan ini dapat terganggu bila terjadi juga sinus arrhythmia
·  Jeda kompensatorik sebagian dapat mengikuti PVC saat konduksi ventrikuloatrial masuk dan me reset  nodus SA.
·    Denyut non kompensatorik tjd setelah denyut premature ttapi tidak mampu membuat laju sinus normal kembali teratur, sebaliknya laju irama jantung dimulai kembali dengan irama yang baru
·         Paling jarang, terjadi interpolated PVC, yaitu PVC yang terbenam diantara dua irama sinus yang berurutan tanpa mengganggu irama sinus dasar nya. Interpolated PVC tidak menghasilkan  jeda kompensatorik sebagian dan tidak pula menghasilkan jeda kompensatorik penuh.
6.       PVC dapat terlihat lebar dan aneh
7.       Tiga PVC atau lebih yang berurutan disebut takikardi ventrikel

PENYEBAB :
1.  Dapat terlihat pada keadan normal dan semua keadaan yang menjadi penyebab VT (organic heart disease, mitral heart prolapse, gangguan elektrolit : hipo/hiper kalemia, hipomagnesemi, hipokalsemi, hypoxia, gangguan asam-basa : asidosis,  obat : keracunan digitalis, anti arritmia, penotiazines, tricyclic, caffeine, alcohol, nicotine)
Hipomagneseia sering terjadi akibat gangguan elektrolit lainnya, hipokalemi dan hipokalsemia.
2.      PVC umumnya terjadi pasca infark miokard atau pada gagal jantung
·   Pada keadaan iskemia atau infark miokard daerah di ventrikel jadi mudah terangsang dan timbul gangguan irama dengan mekanisme re-entry, automaticity, maupun triggered activity
·   Pada kasus infark miokard dapat terjadi kebocoran ion Mg 2+ melalui jaringan nekrotik atau karena gangguan pada transfer ion di dalam sel-sel yang hipoksik. Dapat juga terjadi aksi katekolamin yang mengakibatkan hilangnya ion Mg 2+ di dalam otot-otot miokard.
3.  PVC sering dianggap sebagai pertanda terjadinya reperfusi ketika arteri coroner yang sebelumnya tersumbat mulai terbuka kembali.


Cara Cepat Mengidentifikasi Asal PVC atau VES (yang ini dari pak ABU NAZMAH)
Ada beberapa  jenis PVC yang dapat berlanjut menjadi VT----VF----Asystole.
Umumnya asal PVC yang harus kita waspadai dan antisipasi dengan segala kemungkinannya  berasal dari  RV outflow dan LV inferoposterior.

Langkah-langkah  mengidentifikasi  asal PVC/VES  sebagai berikut :
1             1. Identifikasi morfologi PVC di lead  V1
Apabila morfologinya mirip seperti  LBBB, PVC berasal dari  RV (right  ventricle)
Apabila morfologinya mirip seperti  RBBB, PVC berasal dari LV (left  ventricle)
2         2. Kemudian tentukan aksis dari PVC tersebut, morfologi EKG yang kita gunakan dalam       penghitungan aksis jantung berdasar PVC  adalah morfologi PVC di lead  I & aVF
Ventrikel Kanan
Ventrikel Kiri
Aksis
Asal PVC
aksis
Asal PVC
LAD
RAD
Normal
Apex
OUTFLOW
Inflow
RAD
LAD
Anterosuperior
INFEROPOSTERIOR.


PVC yang harus diwaspadai
·      Fenomena R on T
·      PVC consecutive
·   PVC berasal dari RV outflow dan LV inferoposterior (morfologi LBBB + RAD dan morfologi RBBB + LAD)
·      PVC lebih dari 10x / menit
·      PVC bigemini, trigemini, quadregemini
·      PVC multifocal
·      PVC yang terjadi selama atau setelah MI
·      PVC yang terjadi pada pasien dengan ejeksi fraksi yang menurun
·      Atau PVC yang berubah menjadi VT



TATALAKSANA
·      Treat the cause, atasi penyebab yang mendasari : beri oksigen bila hipoksia, atasi gangguan elektrolit atau gangguan asam basa yang terjadi.
·      Berikan salah satu dari  alfa-beta blocker, prokainamid, amiodarone, lidokain

Obat : Amiodarone
·         Mekanisme kerja :
agen antiarritmik kelas III, menghambat stimulasi adrenergic, mempengaruhi kanal Na+, K+, dan Ca2+, Memperpanjang masa potensial aksi dan repolarisasi, menurunkan konduksi AV serta menurunkan fungsi nodus SA
·         Efek simpang :
hipotensi (16%), pusing (3-40%), sakit kepala (3-40%), fotosensitif (10-75%), konstipasi (10-33%), anoreksia(10-33%) bradikardi (3-5%), av block(5%)
·         Perhatian khusus pada pasien yang mendapat obat ini
·      Atur dosis sesuai efek buruk dan respon terapetik yang terjadi
·      Hindarkan pasien terhadap pajanan cahaya
·      Dapat menakibatkan gangguan tiroid yang lethal, hati-hati pada pasien disfungsi tiroid
·      Resiko terjadi MI akut, AV block, bradikardi, cardiomegaly, hipotensi, terutama bila pemberian IV
·      Koreksi gangguan elektrolit yang mendasari, terutama hypokalemia atau hipomagnesemia sebelum memberika obat ini
·      Hati-hati bila diberikan bersamaan obat yang memperpanjang QTc interval
·      Dapat menigkatkan INR, hati-hati pada pasien yang dibrei warfarin

Obat : Lidocaine
·         Mekanisme kerja :
agen antidisritmik kelas IB, mempengaruhi kanal cepat Na+,menghambat recovery setelah repolarisasi, menurunkan eksitabilitas miokard dan konduksi.
·         Efek simpang :
Umum : hipotensi, pusing, sakit kepala, konfusi, somnolen, konstipasi, nausea, muntah
Serius : cardiac arrest, cardiac disrythmia, reaksi anafilaktik, malignant hipertermia
·         Perhatian khusus pada pasien yang mendapat obat ini
·      Monitor EKG, stop segera bila terjadi depresi konduksi jantung (pemanjangan PR interval,  pelebaran interval QRS, arrytmia bertambah berat)
·      Efeknya meningkat bila bersama beta-blocker dan cimetidine
·      Daapt terjadi penyakit liver, CHF, bradikardi, WPW sindrom, hipoksia, depresi nafas berat, hipovolemia, block jantung incomplete.
·      Bagus untuk arrytmia re-enterant, bukan PSVT

Obat : BETA BLOCKER
·         Mekanisme kerja :
Menghambat respon terhadap stimulasi beta-adrenergic
·         Efek simpang :
Hipotensi, pusing, sakit kepala, dyspnea, palpitasi, bradikardi, tordes de pointes atau VT baru/VF pada pasien dengan SVT, meningkatkan keperluan insulin pada pasien diabetic (jarang)
·         Perhatian khusus pada pasien yang mendapat obat ini
·      Dapat memperparah arrythmia
·      Dapat menyebabkan  atau memperburuk CHF
·      Pemberian antasid 2 jam atau kurang sebelum pemberian obat ini dapat menurunkan bioavaibility.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar